1. Kebutuhan dokter di Indonesia

Indonesia dengan jumlah penduduk yang mencapai angka 273 juta jiwa masih memiliki persoalan dalam pemenuhan tenaga kesehatan. Berdasarkan standar WHO mengenai rasio ideal dokter dengan penduduk yakni 1:1000, Indonesia membutuhkan dokter sebanyak 273.984 orang. Saat ini, baru terdapat 101.476 dokter, sehingga pada tahun 2022 jumlah kekurangan dokter umum adalah sebanyak 172.508 orang. Daerah yang paling banyak membutuhkan dokter adalah Provinsi Jawa Barat, dengan kekurangan dokter sebanyak 36.947 orang dokter. Pembukaan Fakultas Kedokteran di IPB akan berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan akan tenaga dokter di Indonesia terutama di Jawa Barat.

  1. Peran IPB dalam Krisis Pandemi Covid-19

IPB memiliki kontribusi penting dalam penanganan pandemi Covid-19. Satu-satunya institusi yang memproduksi VTM (Virus Transport Medium) didalam negeri adalah IPB. VTM merupakan kompenen krusial untuk pemeriksaan PCR untuk deteksi Covid-19. IPB telah memberikan bantuan sebanyak 8.580 VTM yang diserahkan ke layanan kesehatan seluruh Indonesia. IPB juga memilki laboratorium dengan leval BSL-2 yang mampu melakukan uji Covid-19 dan merupakan salah satu laboratorium pertama yang diberikan ijin untuk melakukan uji covid-19. IPB juga berkontribusi melaksanakan vaksinasi massal terhadap lebih dari 20.000 orang untuk dosen, pegawai mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus.

  1. Peran IPB dalam Inovasi Biomedis

IPB sebagai research-based university memiliki kekuatan dalam riset di bidang biomedis terutama dalam pemanfaatan sumberdaya agromaritim, antara lain terlihat dari adanya pusat-pusat studi unggulan di tingkat nasional seperti Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC), Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir Dan Lautan (PKSPL), Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), dan Pusat Studi Satwa Primata (PSSP). IPB telah menghasilkan 1.825 publikasi biomedis dalam 10 tahun terakhir. IPB juga telah menghasilkan berbagai inovasi di bidang kesehatan antara lain Glucodiab, Bioluric, Calgen, Cajuput Candy, Gamy garam rendah natrium, Oxyl dan lain sebagainya

  1. Peran IPB dalam pengembangan One Health (kesehatan semesta)

Penyakit baru (New-Emerging Diseases) merupakan ancaman di masa kini dan akan datang. Pandemi Covid-19 yang melanda dunia merupakan contoh nyata bahwa permasalahan di bidang kesehatan dapat menimbulkan dampak yang signifikan dalam berbagai sektor kehidupan. Penyakit menular serta ancaman risiko kesehatan lainnya yang muncul sebagai konsekuensi perubahan pada kesehatan ekosistem secara global membuktikan bahwa kesehatan merupakan gabungan interaksi antara manusia, hewan, dan lingkungan. Sehingga sebuah strategi global untuk memperluas kolaborasi dan komunikasi interdisiplin dalam semua aspek kesehatan bagi manusia, hewan, dan lingkungan yang disebut sebagai One Health. IPB merupakan salah satu founder Indonesia One Health University Network yang berkontribusi menyelesaikan masalah kesehatan secara holistik

  1. Pengembangan Agromaritim 4.0

IPB mengembangkan konsep Agromaritim 4.0. dengan mengakomodasi kapasitas sumberdaya tangible dan intangible yang ada baik internal maupun eksternal IPB, dan berbagai tantangan yang dihadapi oleh insan agro-maritim.

Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat. Bagian Konservasi Keanekaragaman Hayati pada Fakultas Kehutanan IPB telah mendefinisikan 2.039 spesies tumbuhan obat tropika dan cara penggunaannya. Besarnya potensi sumberdaya agromaritim ini mendorong IPB untuk mengembangkan produk agromaritim untuk kesehatan.

IPB juga telah banyak berkontribusi dalam pengembangan masyarakat agromaritim. IPB telah hadir melakukan pengabdian masyarakat di 3819 desa dalam 5 tahun terakhir. Berdirinya FK IPB akan memperkuat peran IPB terutama dalam bidang layanan kesehatan pad masyarakat pertanian dan pesisir.